Perayaan untuk Bumi, Matahari, dan Bali
Pada mulanya, terciptalah langit dan
bumi. Kemudian laut, tanaman, dan cahaya. Sebuah hunian pribadi yang beruntung memiliki
semua potensi itu pun lahir dari buah pemikiran Yori Antar dan pemilik rumah
yang mencintai alam. Faรงade rumah
didominasi oleh potongan putih paras Jimbaran, kayu daur ulang serta kolam
berundak. Sebaris pepohonan mengintip dari lantai teratas, pertanda menjanjikan
dari konsep vertical garden, yang
disebut oleh sang arsitek.
Terinspirasi dari budaya Bali yang kaya
dengan detail dan kriya, pintu masuk utama diukir dengan indah. Anda bisa segera
merasakan permainan ruang yang informal dan terbuka. Angin bebas bermain di
antara ruang. Rumah terbagi rapi menjadi empat lapis; zona servis dan garasi di
lapis pertama, ruang semi-publik dimana anggota keluarga bisa berinteraksi dan
menikmati plunge pool di lapis kedua;
lima kamar tidur di lapis ketiga; dan roof
top garden di lapis teratas. Ini adalah interpretasi seorang Yori Antar
akan bentuk arsitektur Bali yang secara tradisional bersifat horizontal, untuk
berevolusi menjadi vertikal, di lahan seluas 820 m². Konteks tempat
yang berlokasi di pinggir pantai dengan banyak pepohonan, ia manfaatkan secara
maksimal. “Ini adalah sebuah perayaan terhadap udara tropis dan potensi alam,” terangnya
saat ditemui di sela pemotretan.
Kecintaan dan kepedulian pemilik rumah
terhadap lingkungan tercermin di hunian yang seluruhnya mendapat cahaya dan
udara segar ini. Tengoklah teknologi hijau yang digunakan: solar panel serta baling-baling pembangkit listrik tenaga angin di roof top. Hijau pohon, tanaman sulur
serta batu alam terlihat di setiap sudut dan jendela. Hanya satu setengah tahun
waktu yang dibutuhkan untuk membangun rumah seluas 1100 m² ini. Sesuatu
yang hanya bisa dicapai bila terdapat sinergi dan kesamaan apirasi antara
arsitek, pemilik rumah serta kontraktor yang terlibat.
Interior ruang tamu didominasi oleh
warna krem dan putih, sementara tekstur kaya kayu pada beberapa furniture dan door frame berukir turut menyumbangkan kedalaman, serta makin mengaburkan
batas antara ruang indoor dan outdoor. Kegemaran pemilik rumah akan seni kriya terlihat di beberapa karya
patung yang tersebar di sekeliling ruang tamu. Landscape, di hunian keluarga ini, menjadi bagian tak terpisahkan
dari interior, seperti layaknya meja makan atau sofa. Gemericik air dan desir
angin menjadi elemen tetap di seluruh ruangan lapis kedua. Dapur, yang biasanya
menjadi anak tiri, turut mendapat panggung kehormatan dengan memiliki jendela
besar yang menampilkan akses pandangan ke kebun dan plunge pool di bagian belakang rumah.
Terdapat empat ruang tidur untuk anggota
keluarga serta satu master bedrooom
di lapis ketiga. Masing-masing kamar memiliki kamar mandi pribadi serta bonus
pencahayaan dan penghawaan alami yang optimal. Kamar tidur utama didominasi
oleh tekstur kayu dengan pojok-pojok nyaman untuk beristirahat dan menikmati
suguhan pandangan hijaunya tanaman yang tumbuh vertikal di sekeliling tembok rumah.
Saat menginjak lapis teratas, Anda akan
bisa merasakan inti sari dari konsep hunian hijau ini. Roof top tidak lagi menjadi tempat membosankan dimana pakaian
dijemur. Pemandangan 360° bumi dan langit yang membentang luas. Terdapat ruang rekreasi dan olah
raga yang dibatasi oleh partisi kaca lipat dan dinaungi dengan kanopi. Anda
bisa melihat ombak di pantai, kebun milik tetangga sekaligus pohon-pohon tua
yang tinggi dan lebat. Yori Antar mengistilahkannya dengan ‘meminjam landscape sekitar’. Pemilihan tanaman
tropis seperti frangipani dan bougenville, turut memperkaya keindahan
kebun tinggi ini. Penggunaan batu-batu paras putih lokal disusun secara
artistik sementara di beberapa sudut, diciptakanlah area duduk. Anda seolah
diundang untuk menyaksikan film tiga dimensi tentang indahnya Bali.
Eksplorasi arsitektur vertikal dan
pemindahan fungsi roof top menjadi ruang
hijau bukan sesuatu yang baru. Namun kesesuaian konteks lokasi secara budaya
dan geografis berikut pemanfaatan potensi alam di lokasi hunian, berhasil
menjadikan hunian ini sesuatu yang dapat menjadi acuan dan alternatif di lahan
yang kian terbatas. Apabila pencapaian karya arsitektur bisa dikatakan berhasil
jika ia mengindahkan kaedah budaya setempat, memenuhi aspirasi penghuni rumah dan
memberi inspirasi bagi yang melihat, maka lewat hunian ini, Yori Antar berhasil
mencapainya.
Artikel diterbitkan di majalah Bravacasa Indonesia - Januari 2013.
0 komentar:
Post a Comment